12 Kelompok di Kampung Kamanggi Tekuni Usaha Cetak Batu Bata

Sebanyak 12 kelompok di Kampung Kamanggi, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke menekuni usaha cetak batu bata. Usaha dimaksud, telah dijalani kurang lebih empat tahun.

Koordinator kelompok, Martinus Kayimu kepada Metro Merauke Selasa (30/10) mengungkapkan, umumnya yang menekuni usaha itu adalah orang asli Papua. Dalam satu kelompok, terdapat 4-5 anggota.

Setiap hari, lanjut dia, kegiatan  berjalan  dan masing-masing kelompok bisa mencetak sampai 1000 batu bata. Sedangkan bahan yang digunakan, selain tanah, juga  ampas padi, air, terpal serta beberapa peralatan lain.

Biasanya, jelas dia, dalam waktu empat hari batu yang dicetak sudah kering. Tetapi ketika menghadapi musim hujan, memakan waktu lama proses pengeringan sampai dua minggu.

Setelah pengeringan, disusun kembali untuk dibuat oven sekaligus proses pembakaran menjadi batu merah dengan menggunakan kayu.

“Sekali bakar, batu yang disusun mencapai 25.000 buah,” ungkap dia.

Proses pembakaran hanya semalam. Selanjutnya menunggu beberapa minggu kedepan untuk dingin. Sekaligus sudah dapat dibongkar dan disusun di tempat lain agar dijual.

Menyangkut harga, Martinus mengaku, sesuai kesepakatan semua kelompok, dijual Rp 1.000/batu. “Siapa saja yang datang membeli, kita tetapkan harga demikian,” katanya.

Disinggung pembeli, Martinus menjelaskan, selain kontraktor dari kota, juga pemerintah kampung. Karena dimanfaatkan untuk pembangunan perumahan maupun kegiatan fisik lain.

Ditambahkan, dengan menekuni usaha tersebut, memberikan manfaat sangat besar. Dimana, sekali penjualan batu oleh masing-masing kelompok, uang didapatkan bisa mencapai Rp 10 juta sampai Rp 20 juta.